Kamis, 20 Oktober 2011

Fashion Membentuk Karakter Positif pada Anak

Casual

Pesta

Sporty

Princess

 Sporty di acara Fashion Dance BHK Fair 15 Oktober 2011


Coba perhatikan tingkah laku anak perempuan Anda. Pada usia berapa anak perempuan Anda mulai bergaya di depan cermin, memeragakan gaya busana yang ia suka? Jika anak perempuan Anda sudah mulai melek fashion, Anda bisa membentuk karakter dan mengasah keterampilannya melalui kegemarannya terhadap fashion.

Melalui fashion anak bisa belajar memupuk kepercayaan dirinya, keberanian tampil berbeda, juga mengasah kreativitas dan keterampilannya seperti dalam memadupadankan warna, bahkan mengajarkan anak menjadi smart shopper. Fashion juga menjadi alat untuk membangun komunikasi ibu dan anak.

Komunikasi

Fashion itu mengasyikkan untuk membangun komunikasi ibu dan anak. Banyak manfaat positif fashion terhadap pengasuhan anak.

Percaya diri

Fashion menjadi alat untuk mengarahkan dan membentuk kepribadian anak. Melalui pilihan gaya busana dan padu padan warna, anak akan berani tampil beda, dan percaya diri dengan penampilannya dalam berbusana.
 
Anak bisa diarahkan melalui berbagai cara. Pengembangan karakter, seperti kepercayaan diri juga bisa dilakukan melalui kegiatan fashion. Fashion bisa menjadi salah satu cara menumbuhkan kepercayaan diri anak, sebagai contoh penampilan Michelle Obama yang modis, elegan, dan menarik bisa dijadikan bahan diskusi dengan anak. Melalui gaya busana Michelle Obama, anak belajar bagaimana memilih busana, termasuk warna, yang tepat menyesuaikan dengan warna kulit, seperti Michelle Obama yang selalu berpenampilan menarik dan bisa memilih busana yang tepat menyesuaikan warna kulitnya.

Tampil beda
Fashion membantu anak untuk berani tampil beda. Pilihan gaya yang diperkenalkan kepada anak sejak dini membentuk kepribadian positif. Misalnya, kepercayaan dirinya dalam berkreasi dengan busana, justru membuat anak berani tampil beda tak seragam dengan anak-anak lainnya. Kemudian, dampak pada kepribadian anak adalah anak mampu berpikir kreatif.

Melalui fashion, anak terangsang untuk berpikir out of the box, berani berkreasi, tidak merasa harus sama dengan teman-temannya. Jika pola pikir seperti ini terbangun sejak dini, harapannya saat dewasa nanti ia tumbuh mandiri, lebih kreatif dan tidak terjebak di jalur aman.

Hemat

Denga fashion anak-anak justru lebih kreatif dan kritis dalam melihat suatu produk. Mereka bisa mengaplikasikan produk dengan kreasi mereka, melalui pertanyaan-pertanyaan yang mereka ajukan dari sebuah produk yang dilihatnya. Tugas orangtua adalah memberikan penjelasan kepada anak.

Fashion akan membuat anak lebih cerdas saat berbelanja. Setiap melihat busana, ia akan langsung berpikir padu - padan. Bagaimana busana yang masih terpajang di etalase itu bisa dikreasikan dengan busana yang dimilikinya di rumah. Atau bahkan, apakah busana di toko itu bisa digunakan untuk berbagai kegiatan misalnya.

Anak menjadi smart shopper. Dan justru lebih hemat karena menerapkan konsep padu padan busana dan warna

Mandiri

Dengan kemampuan memilah dan memilih busana sendiri, si kecil juga bisa mandiri. Ia akan memilih sendiri busana yang tepat untuknya, menyesuaikan kegiatan, tanpa perlu meminta bantuan ibunya untuk memilihkan pakaian.

Jadi, saat anak perempuan Anda mulai menunjukkan perhatiannya terhadap gaya busana, waktunya Anda mengarahkan. Boleh jadi si kecil mulai melek fashion dan melalui kesukaannya ini, Anda bisa membentuk kepribadian positif yang bermanfaat untuk dirinya.

Waktu Ayah untuk Keluarga Sangat Berharga

Naik sepeda hias di acara 17 Agustus 2008

Naik kuda poni di Taman Safari Mojokerto

Naik mobil-mobilan di Selecta Malang

Naik bombom car

Naik perahu bebek-bebekan

Main buble di rumah

Ayah boleh jadi tak jago mendandani anak perempuan, bahkan sekadar mengingatkan untuk merapikan rambut atau menemani bermain boneka. Namun, sosok ayah tetap bisa menceriakan keluarga, apapun caranya. Ayah perlu banyak akal dan membagi waktunya untuk menemani atau terlibat dalam kegiatan anak.
Sosok ayah dalam setiap kegiatan anak sangat penting, dalam keluarga ayah juga bisa mengambil peran menciptakan kehangatan di rumah.
Generasi parenting modern menginginkan adanya partnership antara ayah dan ibu. Peran ibu otomatis sudah dijalankan, namun ayah harus dijembatani. Memberikan inspirasi kepada ayah bisa menjadi cara untuk menjembatani tersebut, sehingga ayah selalu punya ide memberikan perhatian sekecil apapun.
Sekarang ini banyak anak yang punya ayah namun kehilangan figurnya. Karenanya ayah harus selalu di-ingat-kan untuk memberikan perhatian kepada anak. Menemani anak dan terlibat dalam pengasuhan, bukan sekadar formalitas. Terutama anak saat masa golden age (hingga lima tahun), jangan sampai kehilangan sosok ayah.
Saat ayah mulai terlalu sibuk dengan pekerjaan, anak mulai merasakan kurangnya perhatian. Jika perhatian ke anak sudah mulai terasa berkurang, sebaiknya ayah memberikan perhatian ekstra untuk menggantikannya.
Ayah yang menemani, terlibat dalam aktivitas anak, dan menciptakan kebersamaan dalam keluarga, harus selalu ditanamkan di setiap keluarga

Senin, 17 Oktober 2011

Mengajak Anak Menyanyi & Menari

Indira menari

Indira menyanyi


Anak-anak kecil gemar menyanyikan lagu dan bergoyang sesuai irama musik. Ternyata kegiatan ini tak hanya membantu pertumbuhan fisiknya namun juga perkembangan bahasanya.

Sajak dan lagu sangatlah populer sejak bayi lahir sampai balita mulai belajar mengucapkan kata-kata. Karena itu, bantulah anak Anda untuk sering mengulang lagu. Atau membiarkannya mengucapkan kata terakhir dari satu kalimat sajak yang Anda ucapkan. Dan buatlah nama-nama di dalam sajak yang akrab di telinganya.

Permainan jari yang gampang akan menarik minat balita muda, meskipun Andalah yang harus melakukan hampir semua pekerjaannya, dan dia hanya kebagian tertawa terkekeh-kekeh saja.

Cobalah sajak buatan Anda sendiri seperti "Berkeliling Taman" atau "Lima Bebek Kecil" sambil melangkahkan jari-jari Anda di perut atau lengannya kemudian menggelitikinya tepat pada kata tertentu dari sajak Anda.

Selain mengajak sang buah hati mengucapkan kalimat sajak yang diucapkan, sebaiknya berikan pula mereka sajak berlagak. Permainan ini memang lebih sulit dibandingkan permainan jari karena melibatkan seluruh gerakan tubuh, sehingga lebih cocok untuk balita besar.

Anda tentu kenal lagu "Dua mata saya" dan "Kepala, pundak, lutut, kaki." Nyanyikan lagu itu sambil menggerakkan anggota tubuh yang disebut. Nah, kini ciptakan sendiri sajak Anda yang juga melibatkan bagian-bagian tubuh atau mendorong anak untuk bergerak, dan minta anak Anda mengikuti gerakan Anda. Misalnya, "Kereta api berangkat ke Yogya, jus...jus...jus" atau "Terbang, terbanglah ke angkasa."

Setelah mengajak anak berkomunikasi melalui lagu dan sajak, kini giliran untuk Anda mengajaknya meregang dan membungkuk. Latihan atau senam sangat menyehatkan Anda dan anak-anak.


Hidupkan musik riang dan ajak anak Anda untuk merentangkan tangannya di udara, membungkuk memegang ibu jari kakinya, menekuk kakinya sambil melompat bagai katak, dan melompat tinggi untuk meraih bintang.

Tak hanya mengajak senam, Anda pun harus membuat buah tercinta bergerak. Menari bersama menjadi langkah ideal yang dapat dilakukan. Anak-anak senang sekali berdiri di atas kaki Anda saat Anda menari berkeliling ruangan. Tentu saja, jangan lupa untuk memegangi kedua tangannya. Kalau Anda kesakitan atau sulit bergerak, ajak dia menari berpegangan tangan saja sambil mengikuti aneka irama musik yang cepat menghentak, yang lamban, yang keras dan lembut, yang mengayun dan ritmik

Kamis, 13 Oktober 2011

6 Pilar Pengasuhan Positif pada Anak

Indira with her parents

Tak ada sekolah khusus untuk menjadi orangtua. Tetapi, orangtua tetap perlu belajar menerapkan pola pengasuhan yang positif pada anak agar dapat membentuk karakter positif anak di masa depan. Ilmu pengasuhan ini dapat Anda peroleh dari berbagai sumber, seperti seminar atau artikel di majalah dan buku-buku.
Pada dasarnya, ada enam pilar penting dalam pengasuhan anak, demikian menurut Hanny Muchtar Darta, saat peluncuran sekaligus bedah bukunya, Six Pillars of Positive Parenting. Hal ini yang belum diketahui orangtua pada umumnya.
Tanpa disadari, masih banyak orangtua yang menerapkan pola asuh atau pendekatan negatif dalam mengasuh dan mendidik anak-anaknya. Sebagai orangtua seharusnya kita banyak belajar. Belajar untuk anak-anak kita, termasuk mempelajari enam pilar dalam mendidik anak-anak.
Pilar pertama yang dimaksud adalah, kemitraan atau kerja sama antara ayah dan ibu (partnership parenting). Orangtua harus belajar bekerja sama dengan baik, terutama dalam mengajarkan nilai-nilai kehidupan kepada anak. Jangan sampai ada perbedaan pendapat dalam mengajarkan kedisplinan dan norma-norma kehidupan. Dengan demikian, anak akan mematuhi bimbingan orangtua karena melihat baik ayah maupun ibunya sepakat memberikan pandangan yang sama.
Pilar kedua terdiri atas "4B", yaitu belailah, bicaralah, bermain, dan berpikir. Hasil penelitian Dr Harold Voth, psikiater dari Kansas, Amerika, mengenai unsur belaian. Berapa kali belaian yang Anda berikan pada anak setiap harinya akan memengaruhi tumbuh-kembangnya. Misalnya, empat belaian pada anak dalam sehari bisa membuat anak selalu survive. Delapan belaian sehari dapat mendukung masa tumbuh anak. Sedangkan 12 belaian akan membuat anak sehat secara fisik maupun emosi. Fungsi belaian ini pun berlaku bagi pasangan suami-istri. Belaian mampu mengusir depresi, membuat kita awet muda, tidur lebih nyenyak, dan meningkatkan kekebalan tubuh.
Kemudian diganjurkan orangtua untuk menjalin komunikasi dengan anak. Komunikasi dapat dilakukan dengan banyak cara, salah satunya dengan membacakan buku untuk anak dan menanyakan pendapatnya mengenai isi buku itu.
Selain ngobrol, orangtua juga harus menyempatkan waktu untuk mengajak anak bermain dengan melibatkan fisik. Pada kesempatan bermain, peran ayah jauh lebih besar untuk mengajak anak melakukan kegiatan seperti olahraga maupun melakukan permainan lain. Tak hanya bermain secara fisik, anak juga harus diajarkan bermain dengan menggunakan ekspos pikiran. Hal ini membantu anak untuk mengelola alam pikirannya. Latihan berpikir juga membantu anak mengomunikasikan apa yang dipikirkannya karena belum tentu pikiran anak dan orangtua sama.
Pilar ketiga, antara orangtua dan anak selalu ada kesepakatan dalam melaksanakan kedisiplinan, dan terapkan aturan secara konsisten. Aturan tidak harus selalu dibuat oleh orangtua. Contohnya dalam menyepakati jam belajar. Anak dan orangtua bisa berdiskusi, berapa jam yang dibutuhkan anak untuk mengulang pelajaran sekolahnya. Orangtua menunjukkan cinta kasih tetapi tetap dengan ketegasan.
Pilar keempat, orangtua harus memahami emosi negatif anak sejak dini. Ketika anak kita sedih dan menangis, tanyakan mengapa ia sedih, atau apa yang membuatnya menangis. Kita coba pahami perasaan anak untuk memperbaiki emosi-emosi negatifnya.
Pilar kelima, yaitu pentingnya gaya bahasa positif agar anak sehat secara fisik dan emosional. Pada bagian ini, ada kutipan pernyataan dari Task Force for Personal and Social Responsibilities di Amerika yang menjelaskan bahwa setiap harinya orang mendengarkan 432 kata dan kalimat negatif, dan hanya 32 kata dan kalimat positif. Sebanyak 80 persen kata-kata tersebut menyakitkan, memberikan dampak psikologis yang buruk, dan tidak memotivasi orang untuk bangkit. Sisanya, 20 persen orang bertahan meskipun mendengar kata-kata tersebut. Oleh karena itu, orangtua perlu belajar untuk tidak marah secara berlebihan, apalagi mengancam anak.
Pilar terakhir dalam buku ini, orangtua harus menerapkan pola asuh tanpa hukuman. Ternyata hukuman saja tidak membuat anak mampu melakukan perubahan positif. Orangtua sepatutnya memberikan kebebasan pada anak, bukan dalam arti kebebasan penuh, melainkan membiarkannya memilih konsekuensi dari tindakan yang dilakukannya. Dengan demikian anak bisa memetik pelajaran atas apa yang sudah dilakukannya.
Selain memaparkan tentang pilar-pilar pengasuhan anak, buku ini juga membeberkan hasil penelitian para ahli dan serangkaian cerita-cerita tentang keluarga.

Selasa, 11 Oktober 2011

1-3 Tahun Usia Penting Tumbuh Kembang Anak

Indira msh terlentang

 Indira sdh bisa tengkurap
 Indira sdh bisa merangkak

Indira sdh bisa duduk

Indira dititah ayah

Indira sdh bisa berdiri

Indira sdh bisa jalan


Setiap tahapan perkembangan anak adalah masa penting. Setiap anak memiliki tahapan perkembangan yang berbeda-beda. Perlu ketelitian dari orangtua untuk mendorong anak agar mencapai puncak perkembangan optimal (gain moment) setiap anak. Seorang anak memang butuh pengalaman dan melakukan penemuan sendiri untuk mengoptimalkan momen pembelajarannya. Namun, orangtua juga harus menemani anak agar bisa menciptakan gain moments bersama anak yang juga dibutuhkan dalam erkembangannya, terutama di periode emas kehidupan anak.

Menurut Sani B. Hermawan, psikolog dan direktur Lembaga Psikologi Daya Insani, tahun pertama hingga ketiga usia anak merupakan periode emas kehidupan anak untuk bertumbuh dan berkembang. Pada usia tersebut, anak sedang dalam proses membentuk dirinya. Pengembangan kognisi serta emosi pada usia dini ciptakan fondasi paling hakiki si kecil. Peran orangtua di sini sangat penting, mulai dari pemberian nutrisi yang lengkap dan seimbang, hingga membantu si kecil mencapai perkembangan mental dan daya kognisi yang optimal.

Menurut Sani, dalam acara "Wall of Gain Moment", ada 4 faktor yang berperan dalam tumbuh kembang anak, yakni:
1. Biologik/fisiologik: Genetika, adanya kelainan fisiologis (seperti: disfungsi saraf pusat, malnutiri, dan lainnya).
2. Psikologik: Proses mental-psikologiks (seperti: hubungan emosional, motivasi, minat, bakat, perkembangan kognisi, persepsi, dan kreativitas).
3. Lingkungan: Keadaan lingkungan, stimulasi, fasilitas (seperti: kesehatan lingkungan, instrumen lingkungan, ketersediaan permainan, dan lainnya).
4. Interaksi dari beberapa faktor.

Apa arti dari tumbuh kembang anak? Dijelaskan oleh Sani:
Tumbuh adalah ada peningkatan secara kuantitas dan mudah diukur. Contoh, penambahan tinggi badan dan berat badan. Sifatnya irreversible (tidak bisa diulang).

Kembang adalah Adanya peningkatan secara kualitas. Misalnya, dapat mengingat bentuk benda atau dapat menyebutkan warna. Sifatnya reversible (bisa diulang).

11 Hal yang Bikin Bayi Senyum

Indira tersenyum with Bunda

Indira tersenyum with Ayah


Beberapa bayi memang pada dasarnya sudah sangat ramah dan senang senyum. Tetapi, sebagian lagi butuh sedikit "godaan" untuk membuatnya tersenyum. Berikut adalah hal-hal yang bisa bikin bayi tersenyum kepada Anda.

1. Petak umpet

Ini adalah tindakan paling disukai bayi. Gunakan selimut favoritnya untuk menyembunyikan wajah Anda, lalu kagetkan ia dengan muncul mendadak, atau cukup gunakan tangan Anda. Kejutan ringan akan membuatnya tersenyum jika tidak terbahak-bahak.

2. Tiup perut
Bayi-bayi amat suka sentuhan. Meniupkan angin dengan mulut Anda menempel akan menimbulkan bunyi-bunyian dan rasa geli pada kulitnya. Lakukan hal tersebut pada perut, tangan, atau telapak kakinya. Tak lama, ia akan mencoba mengikuti Anda melakukan bunyi-bunyian dengan mulutnya sendiri.

3. Berpura-pura makan jari tangan dan kakinya
Bayi sangat suka ketika orangtuanya berpura-pura mengisap jari-jarinya, bahkan anak-anak usia 2 tahun juga suka diperlakukan begini.

4. Buat gelembung-gelembung
Bayi sangat tertarik akan bentuk menarik gelembung yang melayang-layang. Jika Anda melihat kelas berisi bayi-bayi kecil yang ditiupkan balon, Anda akan melihat si bayi-bayi akan berusaha menggapai gelembung tersebut dan memegangnya. Pastikan bahan gelembung tiup itu cukup aman untuk bayi Anda. Biasanya tiup gelembung ini bisa dimainkan bersama anak yang sudah cukup besar.

5. Bersama keluarga
Bayi akan merasa lebih senang ketika ia bisa melihat anggota keluarga lain. Entah itu kakaknya, ayahnya, kakeknya, atau neneknya, tetapi pastikan jangan terlalu ramai. Suara yang terlalu ramai bisa membuatnya merasa tidak nyaman atau terlalu berisik.

6. Gerakan main-main
Bayi sangat suka perhatian dan memainkan muka Anda di depannya entah seberapa memalukan, ia akan tersenyum dan tertawa. Bahkan bersin di depannya pun bisa membuatnya tertawa geli. Tak heran bila banyak orangtua yang memainkan wajah konyol dan aneh di depan anaknya.

7. Karakter favorit
Anak-anak suka mainan berbulu halus, berwarna terang, dan bisa mengeluarkan suara-suara lucu. Tak heran boneka Elmo yang bisa mengeluarkan bunyi-bunyian laku terjual di pasaran. Boneka dari karakter kesukaan akan membuat si kecil tersenyum.

8. Lagu dan musik
Bayi sangat suka musik dan lagu. "Repetisi adalah kunci untuk membuat si kecil mengenal dan suka musiknya," terang dr Natalie Geary, dokter anak dari New York. Bayi suka melihat, melakukan, dan mendengar dalam waktu bersamaan supaya mereka bisa melepaskan rasa kesal dan bisa mengalami serunya mengalami dan mencoba sesuatu. Jika Anda tersenyum dan terlihat senang dari lagu atau permainan, kemudian mengulangi terus, lama-kelamaan ia akan suka juga.

9. Peliharaan

Selain boneka, binatang peliharaan ternyata juga bisa membuat anak tersenyum. Namun, untuk bayi yang masih terlalu kecil, tidak disarankan untuk membawanya dekat dengan binatang peliharaan. Karena bayi masih belum memiliki daya tahan tubuh yang bisa melawan banyak kuman atau virus. Cukup membuatnya melihat binatang dari jauh saja.

10. Menirukan suara binatang

Bayi-bayi senang mendengar suara-suara lucu. Coba ikuti suara-suara bermacam binatang, seperti suara kuda, babi, burung, atau monyet. Jangankan si kecil, pasangan Anda juga mungkin akan ikut-ikutan tertawa.

11. Jika semua gagal, saatnya mengelitiki
Mengelitiki bayi dengan lembut sudah pasti bisa membuatnya tersenyum dan tertawa. Ini juga penting untuk membangun ikatan sentuh dan kedekatan. Sentuhan adalah hal yang penting untuk membuat si bayi tahu bahwa orang yang menjaganya benar-benar fokus padanya, ia pun akan merasa aman dan nyaman.

Manfaat Mandi Air Dingin

Indira mandi air dingin di kolam mini

Mandi air panas atau air hangat rasanya memang enak dan nyaman. Bayangkan bila Anda pulang ke rumah setelah seharian beraktivitas, menumpang kendaraan umum berdesakan dengan orang lain, dengan mandi air panas rasanya akan membuat semua kotoran dan rasa lelah lenyap seketika.

Namun, tak hanya rasa nyaman yang didapat setelah mandi air panas, tetapi juga rasa penyesalan. Sebab, air panas ternyata membuat kulit kering dan mudah keriput. Sebab, air yang panas akan meluruhkan minyak alami yang terdapat pada kulit. Di lain pihak, meskipun terkesan menyeramkan bagi sebagian orang, mandi air dingin ternyata memberikan banyak manfaat. Berikut empat di antaranya:
1. Sirkulasi darah lebih baik
Air yang hangat akan mengalirkan darah ke kulit, sedangkan air dingin mengalirkan darah ke organ-organ tubuh. Perubahan antara panas dan dingin ini akan memicu sirkulasi yang lebih baik dalam darah, dengan memaksa darah untuk bergerak. Anda disarankan untuk mengubah air panas dan dingin beberapa kali, dan mengakhiri mandi dengan air dingin untuk membantu sirkulasi darah tersebut.
Kita perlu memastikan sirkulasi darah yang baik karena hal ini dapat mencegah berbagai kondisi, seperti hipertensi, pengerasan arteri, dan urat-urat kaki yang menonjol (varises). Sirkulasi darah yang baik akan memperbaiki sistem tubuh kita, sekaligus membuat penampilan kita lebih menarik.

2. Wajah lebih berkilau
Uap air panas cenderung akan membuka pori-pori. Dengan pori-pori wajah yang terbuka, kotoran akan lebih mudah dibersihkan. Namun, setelah selesai membasuh wajah, sebaiknya Anda menutup kembali pori-pori yang terbuka dengan mengguyurkan air dingin ke wajah. Membasuh wajah yang sudah bersih dengan air dingin juga akan mencegah pori-pori tersumbat kotoran dan minyak, yang menyebabkan masalah pada kulit seperti jerawat. Selain itu, air dingin juga membuat pembuluh darah menyempit sehingga mengurangi pembengkakan dan munculnya lingkar hitam di bawah mata. Hasilnya, kulit akan terlihat lebih berkilau.

3. Rambut lebih sehat
Seperti yang telah dikatakan tadi, air panas akan membuka pori-pori. Bayangkan bila pori-pori pada kulit kepala Anda terbuka, tentu rambut jadi mudah rontok. Sebaliknya, air dingin akan menutup kutikula yang menyebabkan rambut menjadi lebih kuat dan mencegah kotoran terkumpul di kulit kepala. Rambut yang lebih kuat juga tak akan mudah tercabut ketika Anda menyisirnya, dan dengan sendirinya memperlambat kerontokan rambut. Tak hanya itu, air dingin juga membuat rambut Anda lebih berkilau. Sebab, air dingin tidak melenyapkan minyak alami yang terdapat pada kulit kepala dan rambut.

4. Tubuh lebih bugar
Ingin bisa mengawali hari dengan tubuh yang segar dan bugar? Mandilah dengan air dingin, karena air dingin akan membantu "membangunkan" saraf-saraf dalam tubuh Anda. Selepas mandi air dingin, Anda juga lebih dapat mengatasi udara dingin di luar rumah. Hal ini berbeda dengan mandi air panas, yang akan membuat tubuh menjadi lemas. Itu sebabnya, mandi malam dengan air panas membuat Anda siap tidur nyenyak.
Mandi air dingin akan membuat Anda berenergi dan menguatkan seluruh esensi kehidupan Anda. Anda jadi lebih waspada dan bersemangat.
Bila Anda belum terbiasa mandi air dingin, cobalah cara ini secara bertahap. Misalnya, dengan mulai mengurangi kadar hangat yang Anda gunakan saat mandi. Pelan-pelan, buatlah menjadi lebih kurang hangatnya, mulai dingin, dan akhirnya dingin sama sekali. Mulailah dengan mengguyur kaki lebih dulu, baru perlahan mengguyur tubuh bagian atas. Bila sudah terbiasa, Anda akan menaklukkan rasa "takut" pada air dingin. Kelak, Anda bahkan tak akan sempat memikirkan apakah air tersebut dingin atau tidak.

Rabu, 05 Oktober 2011

Pendidikan Pra Sekolah Pentingkah


 Indira dgn teman-teman Play Group BHK

Pendidikan yang diwajibkan pemerintah memang sekolah dasar. Hal ini tak jarang membuat para orang tua akhirnya berpikir untuk menyekolahkan anak mereka dari sekolah dasar saja. Namun, pendidikan sebaiknya tidak hanya dimulai ketika usia "formal" sang anak untuk mengenyam sekolah dasar sudah mencukupi. Karena, pendidikan anak sebenarnya sudah diawali semenjak lahir.
Sadar atau tidak, kita sering bercanda dengan bayi yang baru lahir, dan ini sebenarnya adalah proses mendidik anak. Usia 0-2 bulan merupakan periode golden age, dimana otak anak akan mulai berkembang. Mendidik anak dengan cara yang benar pada masa-masa ini akan membuat anak terbiasa untuk belajar dan mulai mengenal lingkungan sekitarnya sedikit demi sedikit.
Di usia sekitar 18 bulan-4 tahun, otak anak pun akan turut berkembang dan memiliki rasa ingin tahu yang semakin besar.  Di usia ini, anak-anak sudah mulai mulai bisa bicara per kalimat, dan sudah mengenal banyak hal. Namun, sayangnya jika tak diarahkan dengan benar, pengetahuan anak tak akan bertambah.
Di usia ini, anak sudah mulai paham dengan berbagai hal di sekitarnya, cara berkomunikasinya pun sudah berkembang. Sayang sekali jika harus terhambat karena penanganan yang kurang tepat.
Di sinilah letak pentingnya pendidikan prasekolah. Di lingkungan prasekolah, otak anak distimulasi untuk siap belajar di jenjang selanjutnya, kemandirian mereka dilatih dalam format bermain yang terarah. Bermain juga merupakan salah satu mediator untuk mendapatkan informasi dengan rileks dan menyenangkan untuk anak.
Dengan adanya pendidikan prasekolah, anak-anak mulai usia 18 bulan-6 tahun dididik untuk belajar berbagai hal sesuai dengan usia dan kemampuan perkembangan otaknya. Mereka juga dilatih untuk mempersiapkan diri memasuki masa sekolah. Misalnya, di usia 3 tahun, anak yang mengikuti pendidikan prasekolah sudah diperkenalkan dengan alat tulis, dan cara menggunakannya. Dengan demikian, ketika sudah duduk di sekolah dasar, ia sudah mengerti cara memegang alat tulis dan menulis dasar. Sehingga, biasanya anak yang mendapatkan pendidikan prasekolah lebih siap melanjutkan proses belajarnya.
Pendidikan prasekolah selain mendidik anak sambil bermain, umumnya juga berfokus pada pengembangan kemandirian, kedisiplinan, dan yang paling penting adalah kehidupan sosial pada anak. Di sini, anak-anak juga diajarkan bagaimana hidup bermasyarakat sambil bermain berkelompok dgn teman-teman lainnya.
Dengan demikian, anak-anak bisa mengambil pelajaran bahwa manusia hidup bersama dengan manusia lainnya, dan harus saling membantu serta bisa hidup mandiri.