Selasa, 15 November 2011

5 Cara Salah Mengenalkan Uang pada Anak

Indira sedang masukin duit logam ke celengan

 Indira bisa dapat Rp 300.000,- loh dari celengan-nya


Sah-sah saja untuk mengenalkan anak pada nilai uang. Namun meski niatnya baik, seringkali Anda melakukan berbagai kesalahan ketika mengajarkan anak tentang uang. Bila hal ini tidak juga Anda sadari, bisa-bisa anak pun tak akan mendapat pesan yang ingin Anda sampaikan. Berikut beberapa kesalahan yang sering dilakukan orangtua ketika mengenalkan anak tentang nilai uang:

1. Memberikan contoh yang salah. Mungkin kesalahan ini paling tak disadari ketika melakukannya. Anda mengajarkan kepada anak Anda untuk berhemat dan tidak membelanjakan uang untuk membeli barang yang tak dibutuhkan. Sehingga seringkali Anda melarang anak-anak untuk membeli mainan yang sangat diinginkannya di mall, dengan dalih mereka tidak membutuhkannya. Namun ternyata Anda sendiri asyik belanja-belanja baju, DVD, majalah, atau apa pun yang Anda inginkan. Seharusnya sebagai orang tua, Anda mencontohkan hal tentang pengelolaan uang yang benar tak hanya sebatas ucapan belaka.
Larangan tanpa contoh yang jelas dari orang tua membuat anak menjadi bingung, karena hal ini bertentangan, lebih baik jelaskan dengan memberikan contoh yang tepat.

2. Sulit membedakan kebutuhan dan keinginan. Tak ada salahnya jika membeli sesuatu yang memang sangat dibutuhkan. Namun, hal ini berbeda dengan benda yang kita inginkan. Ketika orangtua sulit membedakan mana kebutuhan dan keinginan, maka anak juga tak akan mampu membedakan keduanya. Misalnya, sepatu keluaran desainer yang menjadi favorit Anda sedang didiskon separuh harga. Anda pun "menyerah" dan membelinya. Kekalahan Anda yang akhirnya membuat Anda membeli sepatu tersebut membuat anak Anda tidak akan belajar bagaimana menolak simbol status baru seperti diskon.
Anak-anak juga perlu belajar bahwa membeli barang yang tak dibutuhkan -meski didiskon- juga sebenarnya juga merupakan pemborosan. Karena sebenarnya uang itu bisa digunakan untuk membeli kebutuhan lainnya.

3. Selalu menyelamatkan anak dari kesalahan. Ketika belajar mengelola uang, anak-anak pasti sering melakukan kesalahan. Misalnya, ketika diberi uang jajan untuk seminggu, biasanya mereka sulit mengelolanya sehingga belum sampai seminggu uangnya sudah habis. Tak jarang Anda merasa kasihan dengan anak-anak, karena mereka tidak bisa membeli jajan lagi karena uangnya habis. Rasa kasihan ini membuat Anda cenderung menyelamatkannya dari kesalahan, sehingga anak tak belajar dari kesalahannya. Sebaiknya, biarkan anak merasakan susahnya tak bisa jajan karena tak ada lagi uang yang dimilikinya.
Jika Anda selalu menyelamatkan anak ketika mereka tidak mengelola uang dengan baik, mereka tidak akan belajar tentang cara mengelola uang dan mereka tidak akan merasakan akibat dari kesalahan yang dibuatnya. Hal ini akan menjadi pelajaran penting tentang hidup sesuai kemampuan mereka.

4. Menghargai segala sesuatunya dengan uang. Pernahkan Anda mengganjar segala sesuatu yang dilakukan anak-anak dengan uang? Jika ya, berhentilah melakukannya. Jangan pernah memberinya imbalan uang untuk segala sesuatu yang memang harus dilakukannya, misalnya membuat PR. Jangan memberinya upah berupa sejumlah uang ketika ia berhasil mendapatkan nilai yang bagus di kelas, atau setelah membantu Anda melakukan pekerjaan rumah. Jika Anda melakukannya, Anda akan gagal memberikan motivasi yang benar untuk bekerja keras dan belajar maksimal di sekolah. Selain itu, yang diterima anak bukanlah kepuasan yang datang dengan melakukan hal yang terbaik untuk mencapai tujuan, tapi untuk mendapatkan uang yang banyak dari Anda.

5. Menggunakan uang sebagai pengganti waktu dan perhatian.
Bekerja seharian untuk memenuhi semua kebutuhan rumah tangga memang umum dilakukan oleh pria dan wanita karier. Namun, hal ini menyebabkan ketidakseimbangan dalam kehidupan rumah tangga. Bagi Anda yang sibuk, seringkali anak tak mendapat perhatian yang cukup. Untuk mengatasi hal ini, biasanya Anda akan memberikan sejumlah uang dan membiarkan mereka memilih semua hal yang mereka inginkan agar mereka bahagia dan tak merengek meminta perhatian Anda.
Bagi Anda, inilah cara paling praktis untuk menunjukkan rasa peduli, dan sebagai pengganti kebersamaan dengan keluarga. Namun ini salah. Sadarkah Anda bahwa tak ada satu pun di dunia ini -bahkan uang sekalipun- yang lebih besar dan berharga untuk anak Anda dibandingkan dengan cinta dan perhatian Anda?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar