Bagaimana menerapkan disiplin yang tepat untuk
menciptakan anak yang kreatif ? Menurut Elizabeth Hurlock dalam bukunya, Perkembangan
Anak, ada tiga cara penanaman disiplin di rumah. Pertama disiplin
otoriter, kedua displin permisif, dan ketiga disiplin demokratis. Pola seperti
apa yang paling tepat untuk membentuk anak kreatif ?
1. Disiplin otoriter
Pada disiplin model ini, orangtua memberikan aturan yang harus dipatuhi tanpa
ada penjelasan. Jika tidak, ia akan dihukum. Hukuman juga dianggap cara terbaik
agar anak menjadi taat dan disiplin. Di sisi lain, orangtua kerap mengabaikan
penghargaan bila anak berperilaku positif.
Dampaknya, hubungan antara orangtua dan anak kurang harmonis. Anak takut dan
tertekan, bahkan ia akan kehilangan inisiatifnya untuk berkreasi. Kurangnya
penghargaan juga membuat anak malas berkreasi, alias kreativitasnya mandek.
2. Disiplin permisif
Tipa disiplin seperti ini ditandai dengan adanya kebebasan tanpa batas kepada
anak untuk berbuat dan berperilaku sesuai keinginan anak. Tidak ada aturan dan
arahan kepada anak. Orangtua seperti ini juga tidak peduli terhadap perilaku
anaknya sehingga mereka tidak pernah atau tidak mengontrol sikap dan kurang
memberi bimbingan.
Memang kebebasan sesuai dengan konsep kreativitas. Namun, kreativitas tidak
berarti bebas tanpa batas. Jika ini sudah terjadi, anak akan kehilangan
inisiatif dan kreativitasnya. Sebab, di satu sisi anak bereksplorasi sendiri,
tetapi di sisi lain bila tidak diserati dengan penghargaan atas pencapaian
sesuatu, lama-lama anak menjadi malas berkreasi.
3. Disiplin demokratis
Model disiplin yang satu ini menekankan hak anak untuk mengetahui mengapa
sebuah aturan dibuat, selain anak memperoleh kesempatan untuk mengemukakan
pendapatnya sendiri dan menghilangkan hukuman fisik. Sementara perilaku positif
atau sesuai dengan harapan dihargai, baik dengan pemberian pengakuan sosial
maupun pujian.
Orangtua memberikan kesempatan dan dorongan disertai feedback yang
memadai untuk setiap kreasi yang dibuat oleh anak. Penghargaan yang diterima
membuat anak bersemangat untuk terus mencoba dan memanfaatkan imajinasi yang
dimilikinya. Kreativitasnya pun semakin berkembang.
Batasan yang diterapkan oleh orangtua juga membuat anak memahami, mana yang
boleh dan mana yang tidak boleh dilakukan, selain membantu anak memiliki
komitmen terhadap tugas atau hal yang sedang dikerjakannya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar