Cara orangtua memperlakukan anak tertua dengan anak yang lebih muda jelas berbeda. Si kakak dianggap sudah lebih besar dan mengerti perintah orangtua. Sedangkan si kecil, masih perlu didampingi. Cara penanganan berbeda ini wajar saja terjadi karena perbedaan usia. Namun anak-anak takkan sepenuhnya memahami perbedaan ini jika tak dijelaskan oleh orangtuanya. Minimnya komunikasi membuat anak, terutama si kakak, merasa tak lagi diperhatikan oleh ayah atau ibunya.
Psikolog Anna Surti Ariani, Psi, menyarankan orangtua perlu terus belajar teknik komunikasi. Kebiasaan ngobrol perlu dibangun untuk mecegah salah penafsiran atas perlakuan orangtua terhadap anak. Orangtua harus belajar banyak trik untuk menambal minimnya komunikasi di rumah.
Untuk mempelajari teknik komunikasi, berikut sejumlah tipsnya :
Mengungkapkan pikiran dan perasaan
Orangtua bisa belajar teknik komunikasi dengan mulai membiasakan mengungkapkan pikiran dan perasaan. Dengan bersikap terbuka, orangtua bisa leluasa mengungkapkan pikirannya mengenai sesuatu hal kepada anak-anak. Begitupun dengan mengungkapkan perasaan. Tak perlu sungkan mengungkapkan perasaan sayang kepada anak-anak. Anak juga butuh mendengar ungkapan sayang dari orangtuanya.
Jeli mendengarkan
Orangtua perlu mendengarkan kebutuhan anak-anak. Namun jangan hanya mendengar apa yang disampaikan anak-anak. Orangtua juga perlu jeli mendengar kebutuhan anak yang tersirat. Anda tak harus menunggu anak meminta, jika ia merasa butuh pujian dari hasil karya yang dibuatnya sendiri, lalu ditunjukkannya kepada Anda. Kebiasaan mendengarkan akan memudahkan orangtua dalam berkomunikasi lebih baik dengan anak.
Mendorong anak bicara
Komunikasi orangtua-anak yang baik akan terwujud jika terjadi dialog dua arah. Jika Anda mulai terbiasa mengungkapkan perasaan dan pikiran, saatnya menularkan kepada anak-anak. Orangtua perlu mendorong anak untuk berbicara, menyampaikan pikiran dan perasaannya. Selain mencontohkan, orangtua juga bisa memberikan pemahaman kepada anak, bahwa mereka juga perlu mengungkapkan apa yang dirasakannya. Dengan begitu anak terdorong untuk bersuara.
Psikolog Anna Surti Ariani, Psi, menyarankan orangtua perlu terus belajar teknik komunikasi. Kebiasaan ngobrol perlu dibangun untuk mecegah salah penafsiran atas perlakuan orangtua terhadap anak. Orangtua harus belajar banyak trik untuk menambal minimnya komunikasi di rumah.
Untuk mempelajari teknik komunikasi, berikut sejumlah tipsnya :
Mengungkapkan pikiran dan perasaan
Orangtua bisa belajar teknik komunikasi dengan mulai membiasakan mengungkapkan pikiran dan perasaan. Dengan bersikap terbuka, orangtua bisa leluasa mengungkapkan pikirannya mengenai sesuatu hal kepada anak-anak. Begitupun dengan mengungkapkan perasaan. Tak perlu sungkan mengungkapkan perasaan sayang kepada anak-anak. Anak juga butuh mendengar ungkapan sayang dari orangtuanya.
Jeli mendengarkan
Orangtua perlu mendengarkan kebutuhan anak-anak. Namun jangan hanya mendengar apa yang disampaikan anak-anak. Orangtua juga perlu jeli mendengar kebutuhan anak yang tersirat. Anda tak harus menunggu anak meminta, jika ia merasa butuh pujian dari hasil karya yang dibuatnya sendiri, lalu ditunjukkannya kepada Anda. Kebiasaan mendengarkan akan memudahkan orangtua dalam berkomunikasi lebih baik dengan anak.
Mendorong anak bicara
Komunikasi orangtua-anak yang baik akan terwujud jika terjadi dialog dua arah. Jika Anda mulai terbiasa mengungkapkan perasaan dan pikiran, saatnya menularkan kepada anak-anak. Orangtua perlu mendorong anak untuk berbicara, menyampaikan pikiran dan perasaannya. Selain mencontohkan, orangtua juga bisa memberikan pemahaman kepada anak, bahwa mereka juga perlu mengungkapkan apa yang dirasakannya. Dengan begitu anak terdorong untuk bersuara.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar